Kamis, 13 Februari 2014

Alat dan Ahli Radiologi Masih Minim Alat medis yang canggih dan tenaga ahli yang memiliki pengetahuan baik dalam menggunakan alat kesehatan menentukan kepuasan pasien atas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pasalnya, alat canggih, terutama di bagian radiologi, memudahkan tenaga medis untuk mendiagnosis lebih cepat dengan hasil akurat. Sayangnya, alat kesehatan di daerah belum merata jumlahnya. Seperti di Medan, jumlah alat kesehatan berteknologi canggih belum memenuhi standar ideal. Meskipun perbandingan antara alat medis dan tenaga ahli bisa dibilang imbang. Alat medis paling canggih hanya ditemui di rumah sakit swasta atau bertaraf internasional. "Rumah sakit di Medan baru lima persen yang punya MRI. MRI paling canggih ada di RS Columbia Asia dan RS Murni Teguh. Alat medis di Medan masih kurang," ungkap ketua Perkumpulan Ahli Radiologi Sumatera Utara, Bambang Kustoyo kepada Kompas Health di sela penandatanganan MoU pelatihan ahli radiologi di Medan, beberapa waktu lalu. Menurut Bambang, alat medis di Medan beragam mulai Xray Mobile, CT-scan, hingga MRI. Untuk CT-scan tercanggih di Medan tersedia di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Sumatera Utara (USU) dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik. CT-scan di dua rumah sakit tersebut mampu menghasilkan 128 imaging dalam satu putaran. Sedangkan MRI 1,5 tesla yang tercanggih ada di dua rumah sakit swasta. Dari segi sumber daya manusia, ahli radiologi di Medan berjumlah 20. Idealnya, menurut ketentuan Kementerian Kesehatan RI, rumah sakit tipe A minimal ada enam ahli radiologi, sedangkan rumah sakit tipe B minimal memiliki lima ahli radiologi. Untuk satu alat radiologi minimal ada dua radiografer. Bambang menjelaskan radiografer memiliki keahlian dalam teknik pengambilan gambar, sementara spesialis radiologi ahli membaca gambar hasil pemeriksaan menggunakan alat-alat radiologi. Untuk bisa menghasilkan gambar akurat dan pembacaan yang tepat, peningkatan pengetahuan ahli radiologi menjadi penting. Bambang mengatakan, pelatihan untuk radiografer penting agar mereka lebih familiar dengan alat canggih dan sistem digital yang terus mengalami perkembangan. Spesialis radiologi juga perlu meningkatkan pengetahuannya untuk mengimbangi inovasi terkini alat kesehatan. "Aplikasi teknis perlu ditingkatkan, karena bisa memengaruhi hasil imaging. Sehingga gambar bisa lebih detil dan informasi lebih lengkap, diagnosis juga lebih bagus," terang Bambang. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Medan, Ramlan Sitompul mengatakan alat kesehatan canggih juga harus diimbangi dengan operator yang canggih, karena jika tidak alat medis paling mutakhir pun takkan bisa digunakan. Dengan adanya pelatihan ahli radiologi di daerah, menurut Ramlan, bisa memotong banyak pos pengeluaran karena tidak harus mengirim teknisi ke luar negeri. Ramlan juga menekankan pentingnya peranan pemerintah untuk menyediaan alat kesehatan agar lebih merata di Medan. Selain juga ketersediaan faslitas perawatan alat medis di daerah yang bisa memengaruhi layanan kesehatan. "Kalau ada masalah dengan alat medis, respons bisa lebih cepat jika ada fasilitas perawatan alat di daerah," ungkapnya. Sumber : http://health.kompas.com/read/2014/02/08/1005356/Alat.dan.Ahli.Radiologi.Masih.Minim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar